PenyelidikanIPA sangat penting dilakukan. Kemampuan penyelidikan ilmiah IPA merupakan keterampilan sepanjang hayat yang dapat digunakan dalam mempelajari berbagai macam ilmu, termasuk dalam kehidupan sehari-hari. Ada 3 keterampilan proses penyelidikan IPA, yaitu : pengamatan, inferensi dan komunikasi. Oke gaes! B Hakekat Belajar dan Pembelajaran IPA Ada tiga alasan perlunya memahami sains antara lain: 1. bahwa kita membutuhkan lebih banyak ilmuan yang baik, 2. untuk mendapatkan penghasilan, 3. karena setiap kurikulum menuntut untuk mempelajari sains. 5. Hakekatnya sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. asyari, muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran ipa meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi SEORANGPENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Jelaskan 6 langkah-langkah metode ilmiah dalam ipa! INI JAWABAN TERBAIK 👇 Jawaban yang benar diberikan: febri4867 Peran:1. Dalam bidang kedokteran, dengan bantuan ilmu kimia telah diciptakan alat pencuci darah (haemodialisis) yang sgt membntu para pasien. 2. Dalam bidang pertanian, ilmu kimia mendukung pembuatan bibit unggul dgn rekayasa genetika Semiawan(2014: 43) menjelaskan tujuan melatih keterampilan proses IPA adalah 1) meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, 2) menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak meliputi keterampilan produk, proses dan keterampilan kinerjanya, 3) Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat mendefinisikan secara benar untuk mencegah terjadinya miskonsepsi, 4) Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa, 5) Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep 1 Dengan meninjau pada proses-proses IPA, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk melakukan penemuan bidang IPA dan kemudian proses-proses ini diadopsi pada langkah-langkah kegiatan dalam strategi PBM IPA, maka akan dapat ditelaah jalur-jalur mana saja yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan IPA. . Jelaskan Langkah Proses Dalam Hakikat Ipa – Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cabang ilmu yang mengkaji tentang fenomena alam seperti fisika, kimia, biologi, dan geografi. Hakikat IPA adalah proses berpikir ilmiah yang memberikan pengetahuan tentang alam semesta. Dengan menggunakan hakikat IPA, kita dapat menemukan cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang dunia kita dan memahami fenomena alam. Langkah proses hakikat IPA terdiri dari beberapa langkah yang berbeda. Pertama, kita harus mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan diteliti. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kita memiliki tujuan yang jelas dan fokus saat melakukan penelitian. Setelah itu, kita harus mengumpulkan data melalui berbagai sumber, seperti buku, jurnal, dan catatan. Data yang kita terima harus diverifikasi agar kita dapat yakin bahwa informasi yang kita terima adalah benar dan akurat. Selanjutnya, kita harus menganalisis data yang kita terima untuk mencari jawaban atau solusi untuk masalah yang telah kita identifikasi. Kita harus menggunakan berbagai teknik dan alat untuk menganalisis data seperti diagram, grafik, tabel, dan lain-lain. Setelah kita menganalisis data, kita perlu menarik kesimpulan yang berguna dari data yang kita terima. Terakhir, kita perlu mempublikasikan hasil kita agar dapat dinikmati dan dibagikan oleh orang lain. Kita dapat mempublikasikan hasil kita dengan menulis makalah, laporan, atau artikel di media cetak atau media online. Dengan demikian, kita dapat membagikan informasi yang kita dapatkan melalui hakikat IPA dan berbagi pengetahuan kita dengan orang lain. Dengan demikian, ini adalah langkah proses hakikat IPA. Hakikat IPA adalah proses yang penting untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam semesta dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang kita miliki. Kita dapat menggunakan hakikat IPA untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Jelaskan Langkah Proses Dalam Hakikat 1. Mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan 2. Mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan 3. Verifikasi data yang telah 4. Menganalisis data menggunakan berbagai teknik dan 5. Menarik kesimpulan yang berguna dari data yang telah 6. Mempublikasikan hasil dari analisis data. Penjelasan Lengkap Jelaskan Langkah Proses Dalam Hakikat Ipa 1. Mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan diteliti. Hakikat Ipa adalah proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan menganalisis informasi yang valid untuk membuat keputusan yang bijaksana. Proses ini biasanya digunakan dalam pengambilan keputusan kritis, seperti dalam peradilan. Hakikat Ipa berusaha untuk mencapai kebenaran dalam penyelidikan, sehingga hasil akhirnya dapat diandalkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah proses Hakikat Ipa. 1. Mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan diteliti. Langkah pertama dalam proses Hakikat Ipa adalah mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan diteliti. Ini penting karena akan menentukan bagaimana penyelidikan harus dilakukan. Setiap pertanyaan atau masalah yang diteliti akan memiliki kerangka kerja yang berbeda dan menuntut cara penyelidikan yang berbeda. Misalnya, jika Anda ingin meneliti suatu kasus, Anda harus mengidentifikasi pertanyaan yang akan diteliti dan kemudian mencari informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ini akan membantu Anda membuat keputusan yang bijaksana. 2. Mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan catatan. Mengumpulkan data melalui berbagai sumber merupakan salah satu langkah penting dalam hakikat ilmu pengetahuan IPA. Hal ini penting karena data merupakan dasar bagi pengembangan penelitian. Dengan mengumpulkan data yang valid dan terverifikasi, peneliti dapat membuat kesimpulan yang akurat dan kredibel. Pengumpulan data dalam hakikat IPA dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan buku. Buku merupakan salah satu sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Buku dapat menyediakan berbagai macam informasi yang dapat digunakan untuk membangun kesimpulan dalam hakikat IPA. Buku dapat berisi informasi tentang fenomena dan teori-teori yang digunakan dalam hakikat IPA. Buku juga dapat menyediakan informasi tentang penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang dapat digunakan untuk membangun kesimpulan yang lebih akurat. Selain buku, jurnal juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Jurnal merupakan publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh berbagai lembaga dan organisasi. Jurnal yang diterbitkan oleh lembaga dan organisasi tersebut biasanya berisi informasi yang diperoleh melalui penelitian yang telah dilakukan. Dengan membaca jurnal tersebut, peneliti dapat mengumpulkan data yang valid dan terverifikasi. Kemudian, catatan juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Catatan dapat berupa catatan hasil observasi atau catatan hasil wawancara. Catatan dapat menyediakan informasi yang lebih akurat dan mendalam tentang suatu fenomena atau masalah. Dengan membuat catatan hasil observasi, peneliti dapat memastikan bahwa informasi yang didapat benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Jadi, pengumpulan data melalui berbagai sumber merupakan salah satu langkah penting dalam hakikat IPA. Dengan mengumpulkan data yang valid dan terverifikasi, peneliti dapat membangun kesimpulan yang akurat dan kredibel. Data yang dikumpulkan dapat berasal dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan catatan. Dengan menggunakan berbagai sumber tersebut, peneliti dapat mengumpulkan informasi yang akurat dan tepat untuk mengembangkan penelitian. 3. Verifikasi data yang telah diperoleh. Verifikasi data yang telah diperoleh merupakan salah satu langkah dalam proses Hakikat IPA. Verifikasi data adalah proses memastikan bahwa data yang telah diperoleh benar-benar akurat dan valid. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh dapat diandalkan untuk mencapai tujuan penelitian. Verifikasi data yang telah diperoleh dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, Anda dapat mengecek data dengan cara meneliti kembali sumber data yang digunakan. Dengan melakukan ini, Anda dapat memastikan bahwa data yang Anda terima benar-benar akurat, dan Anda dapat memastikan bahwa data tersebut benar-benar valid. Hal ini penting untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh dapat diandalkan untuk mencapai tujuan penelitian. Kedua, Anda dapat mengkonfirmasi data dengan cara meneliti informasi tambahan yang dapat Anda temukan. Ini dapat dilakukan dengan membaca ulang catatan atau dokumentasi yang berkaitan dengan data yang telah diperoleh. Anda juga dapat mencari informasi tambahan dari sumber lain yang dapat Anda temukan untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh benar-benar akurat dan valid. Ketiga, Anda dapat menggunakan metode kontrol untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh benar-benar akurat dan valid. Dengan metode kontrol, Anda dapat mencari alasan atau alasan yang mungkin menyebabkan data yang telah diperoleh tidak akurat. Misalnya, jika Anda menggunakan survei untuk mengumpulkan data, Anda dapat menggunakan metode kontrol untuk memastikan bahwa semua pertanyaan yang disajikan dalam survei adalah benar dan tepat. Verifikasi data yang telah diperoleh merupakan salah satu langkah penting dalam proses Hakikat IPA. Verifikasi data penting untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh benar-benar akurat dan valid. Dengan melakukan verifikasi data, Anda dapat memastikan bahwa data yang telah diperoleh dapat diandalkan untuk mencapai tujuan penelitian. 4. Menganalisis data menggunakan berbagai teknik dan alat. Analisis data merupakan komponen vital dalam proses hakikat IPA. Analisis data menggunakan berbagai teknik dan alat membantu para ahli penelitian untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Proses ini juga membantu para peneliti untuk membuat asumsi tentang konteks dan tren dari data yang telah mereka kumpulkan. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis data menggunakan berbagai teknik dan alat. Pertama, para peneliti harus menentukan teknik dan alat yang akan digunakan untuk menganalisis data. Terdapat berbagai teknik dan alat yang tersedia untuk dipilih. Misalnya, salah satu alat yang sering digunakan untuk menganalisis data adalah software analisis statistik. Software ini dapat membantu para peneliti dalam menganalisis data menggunakan metode statistik seperti regresi, analisis varians, atau analisis faktor. Kedua, para peneliti harus mengumpulkan data yang relevan untuk analisis. Data yang relevan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti wawancara, survei, atau penelitian eksperimental. Setelah data telah diperoleh, para peneliti harus memastikan bahwa data tersebut akurat dan dapat diandalkan. Ketiga, data perlu diorganisir dan disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Organisasi dan pengolahan data dapat dilakukan melalui tabulasi atau grafik. Ini membantu para peneliti untuk menganalisis data secara efisien dan menarik kesimpulan yang tepat. Keempat, para peneliti dapat mulai menganalisis data. Ini termasuk menggunakan alat yang telah dipilih sebelumnya, seperti software analisis statistik. Ini membantu para peneliti untuk menganalisis data dengan cepat dan akurat. Alat ini juga dapat digunakan untuk membantu para peneliti dalam menarik kesimpulan dari hasil analisis data. Kelima, para peneliti perlu memeriksa hasil analisis data untuk memastikan bahwa kesimpulan yang ditarik sesuai dengan data yang diperoleh. Ini juga membantu para peneliti untuk memastikan bahwa semua data yang digunakan dalam analisis telah diperiksa dan valid. Proses berikut ini diperlukan dalam menganalisis data menggunakan berbagai teknik dan alat. Proses ini membantu para peneliti untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Dengan mematuhi langkah-langkah ini, para peneliti dapat mengetahui informasi penting yang diperlukan dalam proses hakikat IPA. 5. Menarik kesimpulan yang berguna dari data yang telah diperoleh. Menarik kesimpulan yang berguna dari data yang telah diperoleh merupakan tahap akhir dalam proses Hakikat IPA. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, para peneliti dapat menarik kesimpulan yang berguna. Kesimpulan dapat ditarik dengan menggunakan data yang telah diperoleh selama proses mengumpulkan dan menganalisis data. Data ini dapat berupa data kuantitatif, seperti hasil dari observasi atau kuisioner yang telah dilakukan, atau data kualitatif, seperti hasil dari wawancara. Data yang telah diperoleh dianalisis dan dikumpulkan. Analisis data dapat melibatkan statistik deskriptif, seperti pengukuran rata-rata, median, dan dispersi. Analisis yang lebih kompleks dapat melibatkan statistik inferensial, seperti regresi linear, korelasi, dan analisis varians. Setelah mempertimbangkan hasil dari analisis data, para peneliti dapat menarik kesimpulan yang berguna. Kesimpulan ini dapat berupa hipotesis yang berdasarkan pada hasil observasi atau wawancara, atau bahkan kesimpulan yang berdasarkan pada hasil dari perhitungan statistik. Kesimpulan yang diperoleh dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berdampak pada perubahan perilaku atau proses yang diteliti. Hal ini dapat membantu para peneliti untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong perubahan dan membantu para praktisi untuk memahami konteks lingkungan yang menyebabkan perubahan atau perilaku. Kesimpulan yang diperoleh dari proses Hakikat IPA dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat untuk masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, menarik kesimpulan yang berguna dari data yang telah diperoleh merupakan tahap akhir yang penting dalam proses Hakikat IPA. 6. Mempublikasikan hasil dari analisis data. Mempublikasikan hasil dari analisis data merupakan salah satu langkah terakhir dalam proses Hakikat IPA. Setelah melakukan analisis data, laporan akhir akan dibuat dan dikirimkan kepada para pemangku kepentingan. Selain itu, hasil akhir dari analisis data juga dapat dibagikan secara luas melalui media sosial, situs web, atau publikasi lainnya. Mempublikasikan hasil dari analisis data dapat membantu para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang tepat. Hasil analisis juga dapat digunakan untuk memahami tren dan pola yang dapat membantu para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan yang tepat. Tahap pertama dalam mempublikasikan hasil dari analisis data adalah membuat laporan yang menjelaskan hasil dari analisis. Laporan tersebut harus menjelaskan secara jelas dan tepat apa yang telah dicapai dan bagaimana analisis itu dapat membantu mencapai tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, laporan ini juga harus meliputi informasi lainnya seperti batasan kegiatan, metodologi yang digunakan, metode analisis data yang digunakan, dan hasil akhir dari analisis. Kemudian, hasil dari analisis data harus dibagikan secara luas melalui berbagai media seperti media sosial, situs web, atau publikasi lainnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa hasil dari analisis data dapat dilihat oleh semua pihak yang berkepentingan. Dengan membagikan hasil dari analisis data, semua pemangku kepentingan akan memiliki gambaran yang sama tentang apa yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, hasil dari analisis data juga dapat digunakan untuk membangun kepercayaan dari semua pihak yang berkepentingan. Dengan mempublikasikan hasil dari analisis data, para pemangku kepentingan akan dapat melihat bahwa hasil dari analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kesimpulannya, mempublikasikan hasil dari analisis data merupakan langkah terakhir dalam proses Hakikat IPA. Melalui publikasi hasil dari analisis data, para pemangku kepentingan akan dapat melihat hasil dari analisis data yang telah dilakukan, dan hal ini akan membantu mereka dalam membuat keputusan yang tepat. Selain itu, mempublikasikan hasil dari analisis data juga dapat membangun kepercayaan dari semua pihak yang berkepentingan. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. " Hakikat dan karakteristik pembelajaran IPA SD"Hakikat IPA itu terdiri dari 4 unsur utama yaituSikap Yaitu memunculkan rasa ingin tau kepada peserta didik sebelum, bahkan saat pembelajaran. Rasa ingin tau tentang segala hal yang ada di alam semesta ini, akan membuat peserta didik menemukan sebab akibat. Sesuai dengan kurikulum 2013, dimana peserta didik diminta menemukan jawabannya sendiri dan membuat konsep pemahaman baru di dalam dirinya. Sehingga dengan demikian peserta didik akan lebih terbuka pemikirannya, wawasannya lebih luas, lebih kreatif, dan kecambah yang saya bawa batangnya panjang namun pucat, sedangkan yang dibawa teman sebangku ku, berbatang pendek namun segar?"ProsesYaitu mengajak peserta didik untuk memecahkan permasalahan IPA dengan prosedur yang runtut. Tahap demi tahap dilakukan oleh peserta didik. Saat menyusun hipotesis, peserta didik diminta berpendapat sesuai dengan pendapat mereka masing-masing. Seperti Untuk penyebab kecambah batang panjang pucat dan berbatang pendek segar, jawabannya mungkin tergantung jenis dari biji kacang hijaunya. Lalu untuk perancangan eksperimen atau percobaan. Seperti peserta didik diminta untuk menanam biji kecambah, yang keduanya diletakkan dalam sebuah gelas, gelas 1 diletakkan di bawah sinar matahari, sedangkan gelas 2 diletakkan di tempat gelap, sama sekali tidak terkena cahaya. Kemudian saat melakukan evaluasi, seperti peserta didik diminta mencatat perbedaan pertumbuhan gelas 1 dan gelas 2 setelah 3 hari. Pengukuran dan penarikan kesimpulan, setelah hari ke 7. Seperti keduanya si sejajarkan, diukur berapa cm panjang batangnya, dan seperti apa bentuk tumbuhannya, apakah pucat ataukah segar. ProdukYaitu dapat menghasilkan fakta, prinsip, teori hukum. Sehingga IPA tidak hanya berdasarkan hipotesis semata, tanpa di buktikan dengan fakta dan dengan pemahaman teori bahwa kecambah yang berbatang panjang pucat dengan kecambah berbatang pendek segar, bukan dari jenisnya biji kacang hijau. Tetapi, karena cara budidaya nya lah yang berbeda. AplikasiYaitu dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dapat memahami lalu mengaplikasikan atau menerapkan metode ilmiah tumbuhan tetap membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Bukan tidak mungkin tanpa cahaya tumbuhan hidup. Akan tetapi, apabila dengan di letakkannya tanaman kecambah di bawah sinar matahari, maka tumbuhan akan nampak lebih segar karena hormon auksin akan terurai dan tumbuhan cukup klorofilnya. Namun, jika tumbuhan berada di tempat yang gelap, hormon auksin akan rusak karena tidak terurai, sehingga hanya memicu percepatan tumbuh batang. Sehingga batang akan lebih panjang, tapi kurang klorofil, jadi kecambah nampak pucat. Dengan demikian maka jika memiliki tumbuhan di rumah, peserta didik harus tetap meletakkan di tempat yang cukup cahaya IPAIPA mempunyai nilai ilmiah yaitu IPA dapat dibuktikan kebenarannya menggunakan metode ilmiah sesuai prosedur berdasarkan peneliti bumi itu bulat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christopher Columbus menjelajah dunia dengan pelayaran, kita juga dapat melakukan penelitian dengan cara melihat matahari tenggelam di laut, seolah-olah matahari masuk ke dalam laut. Selain itu, saat kita melihat para nelayan yang berlaut dari tengah, menuju ke daratan, seolah-olah kita seperti melihat para nelayan muncul dari dalam merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Contohnya pada sistem pencernaan. Manusia makan menggunakan mulut, lalu ditelan melewati kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan terakhir anus. Dan pada setiap masuk ke dalam salah satu organ, makanan di merupakan pengetahuan teoritis yaitu terdiri dari seperangkat konsep atau dengan kata lain terdapat banyak konsep serangkaian konsep yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Contohnya konsep sistem pencernaan manusia dengan konsep sistem metabolisme tubuh merupakan suatu rangkaian konsep yaitu sebuah gagasan umum atau pemahaman tentang sesuatu hal, tidak harus saling berkaitan dengan yang lain. Dan hanya 1 konsep saja, dengan kata lain konsep tersebut berdiri sendiri. Contohnya konsep sistem pencernaan pada manusia, konsep pernafasan manusia, konsep metabolisme tubuh, konsep sistem peredaran darah, dan meliputi empat IPA tidak hanya berdasarkan hipotesis semata, tanpa di buktikan dengan fakta dan dengan pemahaman teori saja. Jadi, produk IPA dapat berupa fakta, prinsip, teori, serta merupakan Tahap demi tahap yang dilakukan sesuai dengan prosedur pemecahan masalah dengan metode merupakan segala hal yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dengan menerapkan metode ilmiah merupakan rasa ingin tau tentang segala hal yang ada di alam semesta ini, sehingga membuat peserta didik menemukan sebab akibat. Dan akhirnya peserta didik menemukan jawabannya sendiri serta membuat konsep pemahaman baru di dalam dirinya. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya A. Pengertian IPA Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains iniberasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris,kata sains berasal dari kata science yang berarti”pengetahuan”. IPA bisa disebut juga dengan natural science. IPA mempunyai beberapa pengertian , yaitu Dalam kamus Fowler 1951, natural science didefinisikan sebagai “systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction” yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi . Webster’s New Lollegiate Dictionary 1981 menyatakan natural science knowledge concerned with the physical world and its phenomena, yang artinya ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan dalam Purnel’s Concise Dictionary of Science 1983 tercantum definisi tentang IPA sebagai berikut “Science the broad field of human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and hypotheses”. Artinya ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia yang luas, yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. Sumber lain menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai a “piece of theoretical knowledge” atau sejenis pengetahuan teoritis. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. Dapat disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. B. Pembagian Hakikat IPA Didalam pembagian hakikat IPA dibagi menjadi tiga, diantaranya 1. IPA Sebagai Produk IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli saintis sejak berabad-abad, yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric berdasarkan fakta, sedangkan data, konsep, prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik. Dalam hakikat IPA dikenal dengan istilah • Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif atau bisa disebut sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Misal Air membeku dalam suhu 0⁰C. Iskandar 1997 3 menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Susanto 1991 3 mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian. • Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Misal Makhluk hidup dipengaruhi oleh lingkungannya. • Prinsip IPA adalah generalisasi kesimpulan tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip bersifat analitik dan dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentative belum pasti . Misal udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan. • Hukum alam adalah prinsip – prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentative, tetapi karena mengalami pengujian – pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal. Misal Hukum kekekalan energi. • Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misal teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk. 2. IPA Sebagai Proses IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan. Melalui proses ini kita bisa mendapatkan temuan-temua ilmiah, dan perwujudannya berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah. Iskandar 19975 mengartikan keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Moejiono dan Dimyati, 199216 Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan Proses Dasar Basic Skills, dan Keterampilan Proses Terintegrasi Integrated Skills. Didalam penyelidikan suatu ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya 1 Observasi/ pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indra. 2 prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh. 3 Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan. 4 Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperiman. Tahap- tahap penelitian • Menetapkan masalah penelitian. • Menetapkan hipotesis penelitian. • Menetapkan alat dan bahan yang digunakan. • Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan. 5 Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada perbedaan pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti. Variabel terdiri atas tiga yaitu • Varibel bebas/ peubah yaitu factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan. • Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi. • Variabel control yaitu variabel yangdibuat tetap. 6 Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui perkiraan. 7 Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan. 3. IPA Sebagai Sikap Ilmiah Maksudnya adalah dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dan dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah. Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak SD yaitu a. Sikap ingin tahu b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru c. Sikap kerja sama d. Sikap tidak putus asa e. Sikap tidak berprasangka f. Sikap mawas diri g. Sikap bertanggung jawab h. Sikap berpikir bebas i. Sikap kedisiplinan diri Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi a. Jujur b. Teliti c. Cermat Dan pengertian dari para ahli lain, seperti a. Carin dan Sund 1989 b. Connor 1990 c. Mechling dan Oliver 1983 d. Holt 1991 KESIMPULAN Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. Hakikat sebagai produk dan proses tidak bisa dibedakan atau dipisahkan, karena produk dan proses mempunyai hubungan terikat satu dengan yang satunya lagi dalam melakukan pengamatan ilmiah. Dapat disimpulan dengan kita dari pendapat para ahli diatas, sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari. Sumber Oleh Hj. Umi Kalsum, Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains iniberasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris,kata sains berasal dari kata science yang berarti”pengetahuan”. IPA bisa disebut juga dengan natural kamus Fowler 1951, natural science didefinisikan sebagai “systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction” yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi .Sedangkan dalam Purnel’s Concise Dictionary of Science 1983 tercantum definisi tentang IPA sebagai berikut “Science the broad field of human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and hypotheses”. Artinya ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia yang luas, yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut. Pembagian Hakikat IPA Di dalam pembagian hakikat IPA dibagi menjadi tiga, diantaranya 1. IPA sebagai Produk IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli saintis sejak berabad-abad, yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric berdasarkan fakta, sedangkan data, konsep, prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik. Dalam hakikat IPA dikenal dengan istilah • Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif atau bisa disebut sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Misal Air membeku dalam suhu 0°C. • Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Misal Makhluk hidup dipengaruhi oleh lingkungannya. • Prinsip IPA adalah generalisasi kesimpulan tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip bersifat analitik dan dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentative belum pasti . Misal udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan. • Hukum alam adalah prinsip – prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentative, tetapi karena mengalami pengujian – pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal. Misal Hukum kekekalan energi. • Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misal teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk. 2. IPA sebagai Proses IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang ada di proses ini kita bisa mendapatkan temuan-temua ilmiah, dan perwujudannya berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah. Didalam suati penyelidikan ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya 1 Observasi/ pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indra. 2 prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh. 3 Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan. 4 Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperiman. Tahap- tahap penelitian 5 Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada perbedaan pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti. 6 Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui perkiraan. 7 Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan. 3. IPA sebagai Sikap Ilmiah Maksudnya adalah dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dan dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah. Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak SD yaitu Sikap ingin tahu, . Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, Sikap kerja sama, Sikap tidak putus asa, Sikap tidak berprasangka, Sikap mawas diri, Sikap bertanggung jawab, Sikap berpikir bebas, Sikap kedisiplinan diri, Adapun Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi yang sekarang lebih dikenal sengan karakteristik adalah Jujur, Teliti , Cermat, KESIMPULAN Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal sebagai produk dan proses tidak bisa dibedakan atau dipisahkan, karena produk dan proses mempunyai hubungan terikat satu dengan yang satunya lagi dalam melakukan pengamatan ilmiah. Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa , sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari. *Penulis Adalah Guru SD Negeri 1 Bengkalis Halo adik-adik, pada materi kali ini kakak akan menjelaskan tiga 3 proses penyelidikan IPA. Bisakah kalian sebutkan apa saja ketiga proses metode ilmiah itu? Tenang aja, kakak akan menguraikannya secara lengkap untuk kalian. Jadi, sebagaimana yang sering dijelaskan, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan pengetahuan tentang alam dan isinya. Pengetahuan-pengetahuan itu diperoleh dengan cara melakukan proses penyelidikan yang menerapkan kaidah-kaidah ilmiah. Sebagai cara penyelidikan, IPA memberikan gambaran tentang pendekatan-pendekatan dalam menyusun pengetahuan. Hasil temuannya berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori maupun model ke dalam kumpulan pengetahuan sesuai dengan bidang kajiannya, misalnya fisika, biologi, kimia, dan sebagainya. Berikut ini 3 proses atau langkah-langkah penyelidikan IPA.... Tiga 3 Proses Penyelidikan IPA Penyelidikan ilmiah IPA melibatkan tiga proses keterampilan atau tahap metode ilmiah yang harus dikuasai, yaitu pengamatan, membuat inferensi, dan mengomunikasikan. Berikut ini kakak jelaskan secara rinci 1. Pengamatan Tahapan pertama dalam proses penyelidikan IPA adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan melibatkan pancaindra atau bantuan alat ukur untuk mengumpulkan data dan informasi. Pengamatan dengan Indra Pengamatan yang hanya menggunakan alat indra saja, disebut pengamatan kualitatif. Melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa merupakan bentuk-bentuk pengamatan dengan indra. Contohnya, ketika kita melihat bunga, maka kita dapat mengetahui warna bunga dengan penglihatan kita, mencium bau harum bunga dengan hidung kita, dan lain sebagainya. Pengamatan dengan Alat Ukur Pengamatan yang menggunakan alat ukur dengan satuan baku disebut pengamatan kuantitatif. Alat ukur itu bisa berupan mistar, rol meter, neraca, dan lain sebagainya. Contoh, ketika kita mengukur panjang buku dengan penggaris, menimbang benda dengan neraca, dan lain-lain. 2. Membuat Inferensi Tahap kedua dalam proses penyelidikan IPA adalah membuat inferensi. Inferensi adalah kegiatan merumuskan penjelasan berdasarkan hasil pengamatan. Penjelasan ini digunakan untuk menemukan pola-pola atau hubungan-hubungan antaraspek yang diamati, serta membuat prediksi. Inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Sebagai contoh, ketika melihat suatu petak rumput mati, maka suatu inferensi yang bisa diajukan adalah bahwa kekeringan yang menyebabkan rumput itu mati. 3. Mengomunikasikan Tahap ketiga dalam proses penyelidikan IPA adalah mengomunikasikan hasil pengamatan. Ketika seseorang mengomunikasikan hasil kajian maupun penelitian IPA, ia harus menyampaikan dengan jelas, tepat, tanpa menimbulkan ambigu. Mengomunikasikan bisa dilakukan secara tertulis berupa pembuatan tulisan/karangan ilmiah, pemberian label, menggambar, melengkapi peta konsep, mengembangkan/melengkapi petunjuk kerja, atau membuat grafik. Sedangkan, melalui lisan misalnya dalam presentasi, diskusi, atau seminar ilmiah. Kesimpulan Jadi, tiga 3 proses penyelidikan IPA yang harus dikuasai adalah pengamatan, membuat inferensi, dan mengomunikasikan. Gimana adik-adik, udah paham kan materinya? Jangan bingung lagi yah jika mendapat pertanyaan "Sebutkan 3 proses penyelidikan IPA". Kalian jawab aja menggunakan penjelasan di atas. Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Dewi Setya Ningrum Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah PurworejoKeterampilan Proses Sains KPS merupakan keterampilan yang menjadi penggerak dan pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai dalam pembelajaran. Keterampilan proses sains terdiri dari 6, yaitu 1 Observasi atau mengamati, 2 mengelompokkan, 3 mengukur, 4 mengkomunikasikan, 5 membuat kesimpulan sementara, dan 6 melakuakan eksperimen. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum, dan teori sains. Dengan melibatkan keterampilan kognitif dan intelektual, siswa diharapkan mampu mempertajam penguasaan konsep yang dimiliki peserta didik dalam pembelajaran. Menurut Bu Guru di SD N, Peserta didik mudah menyerap pembelajaran secara langsung dengan melakukan pengamatan langsung atau anak melakukan percobaan dengan pengawasan orang dewasa. Pengamatan tersebut termasuk suatu strategi guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Banyak kesulitan yang dialami guru dalam melakukan pembelajaran tersebut salah satunya yaitu waktu yang kurang. Cara guru mengatasi kesulitan tersebut yaitu dengan menambah waktu di luar jam pembelajaran, memberikan video yang berkaitan atau meminta orang tua untuk mendampingi anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan yaitu tugas mandiri terstruktur dan tugas tidak terstruktur. Di sekolah guru juga sudah menyediakan fasilitas-fasilitas untuk meningkatkan keterampilan proses sains diantaranya Buku pembelajaran, Laptop, Alat peraga dan Media pembelajaran. Cara Bu Guru di SD N untuk meningkatkan keterampilan proses sains di kelas yaitu dengan melakukan tanya jawab, diskusi, memberikan tugas terstruktur dan tidak terstruktur, dan diakhir pembelajaran peserta didik diharuskan menyimpulkan pembelajaran yang sudah dipelajari. Dengan begitu peserta didik memperoleh keterampilan berfikir kritis, rasa percaya diri, menumbuhkan kerja sama tim dan dapat bersosialisasi dengan baik. Menurut Semiawan 1992, terdapat beberapa faktor yang mendasari bahwa pendekatan keterampilan proses sains perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar, yaitu Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada kencenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100%, tetapi bersifat proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik. Peserta didik akan mengalami proses belajarnya sendiri. Dalam pembelajaran sains, seorang guru sebaiknya mengetahui karakteristik siswa SD dan hakikat sains itu sendiri, baik sebagai produk, proses maupun sikap ilmiah. Mengacu pada arahan pembelajaran pada kurikulum 2013, yaitu sains diajarkan melalui metode discovery, maka pembelajaran sains diarahkan untuk melakukan serangkaian proses ilmiah untuk mendapatkan sebuah konsep sains. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya

jelaskan langkah proses dalam hakikat ipa